MAKHLUK HIDUP TRANSGENIK ( BIOLOGI IX REKAYASA REPRODUKSI )
2/16/2013 02:45:00 AM
By
Unknown
Biologi
2
komentar
MAKHLUK HIDUP TRANSGENIK
1.
PENGERTIAN
Makhluk hidup
transgenik sering disebut sebagai GMOs (Genetically Modified Organisms)
yang merupakan hasil rekayasa genetika.
Transgenik
terdiri dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat.
Teknik GMOs ini mengubah faktor keturunan untuk mendapatkan sifat baru.
Teknik ini dikenal dengan rekayasa genetika atau teknologi plasmid. Pengubahan
gen dilakukan dengan jalan menyisipkan gen lain ke dalam plasmid sehingga
menghasilkan individu yang memiliki sifat tertentu sesuai dengan keinginan si
pembuat. Teknologi transgenik dapat anda pelajari dari beberapa aplikasi yang
telah dikembangkan oleh manusia, antara lain sebagai berikut.
a. Produksi
insulin
Pernahkah
anda mendengar tentang insulin? Bagaimana cara memproduksi insulin? Caranya
adalah dengan menyambungkan gen pengontrol pembuatan insulin manusia ke dalam
DNA bakteri. Kemudian dari hasil penyambungan tersebut akan terbentuk bakteri
baru yang mampu menghasilkan hormon insulin manusia. Bakteri ini dipelihara di
laboratorium untuk menghasilkan insulin. Insulin yang dihasilkan bisa untuk
mengobati penyakit kencing manis.
b.
Menciptakan bibit unggul
Rekayasa
genetika untuk memperbaiki tumbuhan supaya menjadi lebih baik, yaitu:
1) Pencakokan
gen pembentuk pestisida pada tumbuhan sehingga mampu menghasilkan peptisida
mematikan hama.
2) Rekayasa
tumbuhan yang mampu melakukan fiksasi nitrogen. Teknologi ini mampu membuat
tanaman yang bisa memupuk dirinya sendiri.
3) Rekayasa
genetika yang mampu menciptakan tanaman yang mampu memproduksi zat anti
koagulan
2.
DAMPAK DARI TRANSGENIK
A.
DAMPAK POSITIF TRANSGENIK
-
Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem
akan memperluas daerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan
-
Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan
menyehatkan
B.
DAMPAK NEGATIF TRANSGENIK
-
Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetika
telah memberikan ancaman persaingan serius terhadap komoditas serupa yang
dihasilkan secara konvensional
-
Akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi
menimbulkan pengaruh toksisitas bahan pangan
-
Akan muncul penyakit baru ataupun menjadi faktor
pemicu bagi penyakit lain akibat dari munculnya berbagai jenis bahan kimia baru
, contohnya gen aad yang terdapat didalam kapas transgenik dapat berpindah ke
bakteri penyebab kencing nanah (Gonore), Neisseria Gonorrhoeae
-
Berpotensi akan terjadinya erosi plasma nutfah
-
Akan terjadi pergeseram gen
-
Berpotensi akan terjadinya pergeseran ekologi
3.
CONTOH DARI PENGGUNAAN TRANSGENIK PADA MAKHLUK HIDUP
-
Lembu Transgenik Penghasil Protein Susu
Pada hewan uji yang berupa lembu jarang sekali
dilakukan percobaan transgenik hal ini dikarenakan banyak kendala seperti masa
regenerasinya butuh waktu sekitar 2 tahun. Namun para peneliti akhirnya bisa
menyisipi gen penghasil α-lactalbumin yang berasal dari manusia. Dari
hasil uji produksi susu sebesar 91 ml,
ditemukan sekresi α–lactalbumin dengan konsentrasi 2,4 mg ml-1 . Metode yang
digunakan adalah melakukan fertilisasi secara in vitro yang selanjutnya akan
dihasilkan zigot. Tahap berikutnya zigot akan diinjeksi dengan DNA yang
mengandung gen α–lactalbumin. Proses injeksi dengan menggunkan teknik
microinjection . Selanjutnya zigot dikultur selama 6 atau 7 hari dengan
menggunakan media sintetik yang menyerupai cairan oviduk. Setelah itu akan
tumbuh menjadi embrio dan ditransfer ke rahim lembu untuk proses kehamilan
-
Tomat
Tomat
memiliki kelebihan, yaitu proses pelunakan tomat yang cepat, namun juga
memiliki kekurangan, yaitu cepat busuk dan tidak bisa disimpan lama. Untuk
memperlambat pelunakan tomat sehingga tomat dapat disimpan lebih lama dan tidak
cepat busuk, dibutuhkan Gen khusus yang disebut antisenescens yang ditransfer ke dalam
tomat untuk menghambat enzim poligalakturonase (enzim yang
mempercepat kerusakan dinding sel tomat).Selain menggunakan gen dari bakteri E.
coli, tomat transgenik juga dibuat dengan memodifikasi gen yang telah
dimiliknya secara alami.
4.
CARA PEMBUATAN TRANSGENIK PADA TUMBUHAN DAN HEWAN
-
PADA TUMBUHAN
Ada 3 metode dalam pembuatan transgenik pada tumbuhan, diantaranya:
- Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil.
Metode ini sering
digunakan pada spesies jagung dan padi. Untuk
melakukannya, digunakan senjata yang dapat menembakkan mikro-proyektil
berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman.
Mikro-proyektil tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel
tanaman. Penggunaan senjata gen memberikan
hasil yang bersih dan aman, meskipun ada kemungkinan terjadi kerusakan sel
selama penembakan berlangsung.
- Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens.
Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi
tanaman secara alami karena memiliki plasmid Ti, suatu vektor
(pembawa DNA) untuk menyisipkan gen asing. Di dalam plasmid Ti terdapat gen
yang menyandikan sifat virulensi untuk menyebabkan penyakit tanaman tertentu. Gen asing
yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman dapat disisipkan di dalam plasmid Ti. Selanjutnya, A.
tumefaciens secara langsung dapat memindahkan gen pada plasmid tersebut ke
dalam genom (DNA)
tanaman. Setelah DNA
asing menyatu dengan DNA tanaman maka
sifat-sifat yang diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan.
- Metode elektroporasi.
Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan
menerima gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga
menjadi protoplas (sel yang
kehilangan dinding sel). Selanjutnya
sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk
membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke
dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman. Kemudian,
dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman.
Setelah proses
transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang
berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi
ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan
sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila telah
terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan
sifat baru tanaman dapat diamati.
-
PADA HEWAN
Ada 3 Teknik bioteknologi dalam mengkloning
mamalia, diantaranya yaitu:
1. DNA mikroinjeksi
Gen yang terpilih yang diambil dari spesies yang sama
atau berbeda diinjeksikan ke dalam pronukleus ovum yang telah dibuahi. Injeksi
ini menggunakan sejenis jarum yang sangat halus, dia dapat menembus membran
tanpa merusaknya. Ia masuk melalui protein integral. DNA yang akan disisipkan,
dimasukkan langsung ke dalam zigot dengan alat ini pada awal pembentukan (belum
membelah). Dan kita tidak memerlukan vektor dalam teknik ini. Percobaan DNA mikroinjeksi pertama kali
dicoba pada tikus
2.
Transfer
gen dengan media retrovirus
Transfer gen dengan media retrovirus menggunakan
retrovirus sebagai vector, kemudian menginjeksikan DNA ke dalam sel inang. DNA
dari retrovirus berintegrasi ke dalam germ untuk bekerja. Meskipun
embrio dapat diinfeksi retrovirus sampai pertengahan kebuntingan, sel telur
awal biasanya pada tahap 4-16 sel digunakan untuk infeksi dengan satu atau
lebih rekombinan retrovirus mengandung gen asing. Segera
setelah infeksi, retrovirus memproduksi copy DNA dari genom mRNA menggunakan
enzim virus yaitu reverse transcriptase. kebanyakan retrovirus dan keturunan
sejenis merupakan ecotropic yaitu hanya menginfeksi
rodensia seperti tikus dan mencit dibandingkan manusia.
3.
Teknologi
sel stem embrionik
Teknologi
yang melibatkan sel ES dan sel germ primordial, telah digunakan untuk
memproduksi host model tikus. Pluripotensial sel ES didapat dari embrio
pre-implantasi awal dan dipertahankan pada kultur selama periode tertentu untuk
menunjukkan beberapa manipulasi in vitro. Sel mungkin diinjeksi langsung pada
blastocoel blastosit host atau diinkubasi bergabung dengan morula. Embrio host
kemudian ditransfer pada host intermediate atau betina pengganti untuk
kelanjutan perkembangan. Efisiensi produksi tikus chimera menghasilkan 30%
keturunan hidup yang mengandung jaringan terderivasi dari sel stem terinjeksi.
Izin untuk bahan materi mas
BalasHapusTerima kasih
BalasHapus